Banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu tentang kejadian semalam. Tapi keburu kau pergi tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk bisa meyakinkanmu tentang hal ini. Dan aku tahu sebenarnya kau pasti mengerti keberadaanku dalam masalah ini. Tapi kau keburu salah paham sebelum semua bisa aku jelaskan padamu malam itu.
Aku mengerti jika saat ini kamu lebih memilih untuk menyendiri. Dan aku tahu kau akan mengusirku jika aku pergi mencarimu. Dan aku tahu itu. Karena kau sering lakukan itu padaku dulu. Makanya aku lebih memilih untuk diam dulu menunggu semua ini reda. Sampai kamu merasa benar-benar bisa menerima semua ini kembali.
Kamu tahu. Ini tidak jauh beda dengan kejadian yang pernah bahkan sering terjadi di antara kita.
Dan kita tahu bahwa semua ini akan berakhir dengan hal yang sama. Kau atau aku yang akan memulai untuk saling bicara. Meski harus seperti orang yang baru pertama kenal. Masih sama-sama jaim. Tapi itu tak berlangsung lama. Hanya sesaat dan kemudian menjadi seperti biasa lagi. Karena kita tahu bahwa kita saling membutuhkan. Kita saling sayang. Kita saling cinta. Dan kita belajar untuk saling memahami satu sama lain.
Kita sama-sama tahu bahwa bagaimanapun kita beda. Dari adat saja sudah jelas beda. Dari status dilihat dari sudut manapun kita ini seperti langit dan bumi. Jauh banget. Dari soal pendidikan, kamu sarjana dan aku hanya tamatan SD. Kamu dari keluarga sedikit bangsawan, ya Cuma sedikit saja. Karena yang bangsawan dan punya jalur darah biru itu adalah saudara dari saudaranya mertua dari suami saudara bapak kamu. Tapi anehnya kita bisa bersatu.
Comments
Post a Comment